Sunday, April 26, 2015

BLEACHING GIGI / PEMUTIHAN GIGI

BLEACHING GIGI /  PEMUTIHAN GIGI


Beberapa orang menilai orang lain pertama kali adalah dari penampilannya. Senyuman, merupakan tanda keramahan bagi seseorang, senyuman merupakan hal kecil tapi dampaknya sangat besar terhadap penampilan secara keseluruhan. Selain bibir  ada lagi yang juga memegang peranan penting dalam
mempengaruhi indahnya suatu senyuman, yaitu gigi. Pada akhir-akhir ini memang sedang trend dengan pemutihan gigi atau bleaching gigi
Memiliki senyum indah nan menawan dengan gigi putih cemerlang adalah idaman semua orang. Dengan gigi yang sehat dan putih membuat si pemilik gigi merasa terlihat lebih muda dan lebih percaya diri. Perubahan warna gigi dapat menimbulkan persoalan estetika yang dapat memberikan dampak psikologi yang cukup besar, terutama apabila terjadi pada gigi anterior (depan). Tuntutan estetika inilah yang sering membuat seseorang melakukan perawatan pada giginya.

Perubahan warna gigi

Perubahan warna gigi secara fisiologik dapat terjadi seiring dengan bertambahnya umur, karena dentin (lapisan keras yang melindungi saraf gigi) dapat menjadi lebih tebal. Akibat deposisi dentin sekunder dan dentin reparatik, sehingga menghasilkan perubahan warna pada gigi.
Perubahan warna secara patologik dapat bersifat ekstrinsik (dari luar) dan intrinsik (dari dalam).

1.    Perubahan warna ekstrinsik

Adalah terjadinya stain atau deposit zat-zat dari luar tubuh yang terjadi pada permukaan email gigi.
Biasanya terjadi karena perlekatan warna makanan, minuman, ataupun nikotin dan tar  yang terkandung dalam rokok dapat menyebabkan stain yang gelap pada permukaan gigi, terutama di daerah leher gigi di bagian permukaan dalam, yang terjadi secara perlahan dalam jangka waktu yang panjang.

2.    Perubahan warna intrinsik

Adalah gigi yang mengalami diskolorisasi atau perubahan warna yang terjadi semasa pembentukkan struktur gigi. Disebabkan oleh faktor dari dalam jaringan gigi atau jaringan pulpa (pembuluh darah gigi). Contohnya adalah warna gigi yang keabu-abuan pada gigi yang terkena antibitotik tetrasiklin yang dikonsumsi saat masa pembentukan email. Hal ini paling rentan terjadi pada saat trimester kedua dalam kandungan hingga anak berusia 8 tahun.

Overexposure terhadap fluor di masa kanak-kanak saat masa pembentukkan email dapat menyebabkan terjadinya gangguan mineralisasi gigi, sehingga terlihat bercak-bercak putih pada permukaan gigi (dental fluorosis).

Perdarahan hebat (haemoragi) dalam kamar pulpa terjadi karena luka trauma (injury traumatic) pada gigi yang menyebabkan putusnya pembuluh darah pada pulpa, sel darah merah yang mengalami hemolisis akan melepaskan hemoglobin dan darah terdifusi ke dalam tubuli dentin (rongga gigi). Zat besi dalam hemoglobin bergabung dengan hydrogen sulfide yang diproduksi oleh bakteri, dan membentuk iron sulfide. Zat ini adalah pigmen yang berwarna sangat gelap, sehingga menyebabkan warna gelap kemerahan.
Pemakaian obat-obatan untuk perawatan pengisian saluran akar dan juga bahan tambalan yang sering menyebabkan perubahan warna.

Pemutihan gigi

Pada dasarnya tidak sulit untuk mendapatkan gigi putih dan sehat secara alami. Beberapa tips sederhana berikut ini dapat dilakukan  untuk mendapatkan gigi putih yang sehat:
1.    Membersihkan mulut termasuk menyikat gigi minimal 2 kali sehari

2.    Pilih sikat gigi dengan bulu cukup lembut, pilih ujung sikat yg sedekat mungkin dengan gigi geraham ujung (mengecil di ujung sikat)

3.    Menyikat gigi sesuai waktu dan cara yang tepat. Yaitu sehabis makan, 30 menit sesudah makan, menunggu keasaman mulut kembali normal, dan sebelum tidur malam.

4.    Kontrol rutin setiap enam bulan sekali untuk mencegah terjadinya karies (gigi berlubang) dan penumpukan karang gigi. Karang gigi dapat pula menimbulkan peradangan pada gusi yang salah satunya sering menyebabkan gusi berdarah.

5.    Perbanyak konsumsi makanan yang berperan memutihkan gig secara alami, seperti apel, strawberry, wortel, seledri, brokoli, bayam, daun selada yang terbukti sangat manjur mencegah terjadinya noda pada gigi.

Gigi yang sudah terlanjur bernoda tentu tak sedap dipandang. Bila perawatan rutin dan alamiah dirasa kurang, ada cara lain memutihkan kembali gigi, yaitu dengan teknik bleaching atau pemutihan.
Pemutihan gigi atau bleaching adalah suatu tindakan untuk menghilangkan pewarnaan pada gigi secara kimiawi dengan menggunakan bahan oksidator atau reduktor.
Prosedur bleaching menggunakan bahan kimia, yang paling sering digunakan adalah peroksida (karbamid peroksida dan hydrogen peroksida). Karbamid peroksida tersedia dalam berbagai konsentrasi, mulai dari 3% hingga 15%. Dari hasil beberapa penelitian diketahui bahwa yang paling aman sekaligus efektif adalah karbamid peroksida 10%.
Proses ini melibatkan reaksi oksidasi dan reduksi, dimana peroksida bertindak sebagai agen peng-oksidasi (oksidator). Karbamid peroksida akan terurai menjadi hydrogen peroksida dan urea. Hydrogen peroksida inilah yang akan menghasilkan radikal bebas, yang akan bereaksi dengan molekul organik dalam email gigi. Dengan adanya reaksi ini, molekul organik yang berukuran besar dan berpigmentasi tinggi akan menjadi molekul berukuran lebih kecil dan lebih sedikit pigmen. Molekul kecil ini lebih sedikit merefleksikan cahaya. Hasil akhirnya gigi tampak lebih putih.

Sebenarnya tanpa harus melakukan bleaching gigi  atau pemutihan gigi kita tetap dapat tampil dengan gigi yang putih dan beersih jika kita rajin merawat  kesehatan gigi dan kebersihan gigi. karena dengan hal kecil dan sederhana yang kita lakukan akan membawa dampak buat diri kita dan orang-orang sekitar. Jadi bagaimana mau memilih melakukan bleaching gigi dengan meenggunakan obat kimia atau dengan pemutih gigi alami? Itu seemua terserah anda yang penting tetap berikan seyuman terbaik anda untuk orang-orang disekitar anda ya


Sumber: http://www.seputargigi.com

No comments:

Post a Comment